Kamis, 13 Mei 2010

fakultas kesehatan masyarakat

Pada 1 Juni 1983 tiba di Medan dr. Does Sampoerno, MPH sebagai tim "Consortium Health Sciences (CHS)" untuk menjajaki kemungkinan dan perencanaan berdirinya FKM USU di Medan. Tim tersebut bertemu dengan Rektor USU, Pimpinan Fakultas Kedokteran USU, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK USU, Kakanwil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Ka BKKBN Provinsi Sumatera Utara dan akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa dengan dukungan berbagai instansi, Universitas Sumatera Utara bersedia dan sanggup merencanakan pembukaan suatu Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Hal tersebut juga mengingat bahwa potensi di USU baik staf pengajar tetap maupun tidak tetap sudah cukup. Juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 1981 Bab III tentang Penataan Fakultas pada Universitas Negeri dimana dijelaskan bahwa Fakultas Kedokteran dapat dikembangkan menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Untuk merealisasikan proses berdirinya FKM ini maka oleh Rektor USU,




Sejarah

Maksud untuk mendirikan Perguruan Tinggi Kedokteran di Medan ini telah menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat di Medan khususnya, di Sumatera Utara umumnya, sebelum Proklamasi Kemerdekaan R.I, demikian Dr. Achmad Sofian pernah menulis. Untuk itu Dr. Pirngadi,  Dr. Tengku Mansoer, Dr. M. Amir dan beberapa orang lainnya telah bekerja ke arah ini, tetapi maksud dan hasrat itu tidak disetujui oleh Pemerintah Belanda pada saat itu, dianggap bahwa satu Perguruan Tinggi Kedokteran yang telah didirikan oleh Pemerintah Belanda di Jakarta telah cukup buat Indonesia.

Sewaktu Perang Dunia II berkecamuk di Eropah dan Pemerintah Belanda telah mengungsi ke Inggeris, ada juga maksud Pemerintah Belanda untuk mengubah NIAS (Nederlansch Indische Aartsen School) di Surabaya menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran yang kedua di Indonesia, namun maksud tersebut tidak dapat diwujudkan, karena pada waktu itu Indonesia telah diduduki oleh Jepang. Di zaman pendudukan Jepang beberapa orang terkemuka di kota Medan, seperti Dr. Pirngadi, Dr. Tengku Mansoer dan lain-lain telah membuat rancangan Perguruan Tinggi Kedokteran sekali lagi, namun maksud ini juga tidak dapat dilanjutkan.

Pada tahun 1946, masih dalam masa pergolakan sesudah kemerdekaan diproklamirkan, maksud ini muncul lagi ke permukaan. Ketika Mr. Teuku Mohd. Hasan menjadi Gubernur Propinsi Sumatera telah pula diangkat Dr. Mohd. Jamil yang berkedudukan di Bukit Tinggi sebagai ketua dari sebuah panitia yang ditugaskan untuk mempelajari kemungkinan didirikannya sebuah perguruan tinggi di Sumatera. Panitia ini antara lain ditugaskan untuk menentukan jenis serta tempat fakultas yang akan didirikan.

Panitia tersebut telah mengusulkan untuk mendirikan sebuah Fakultas Kedokteran. Untuk menentukan tempat Fakultas Kedokteran yang akan didirikan, dikirimlah Dr. Mohd. Jamil ke Pematang Siantar guna berembuk dengan beberapa pemuka masyarakat dan dokter-dokter yang ada di daerah Sumatera Utara. Pada waktu itu amat besar kemungkinan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Kedokteran di Kota Medan, tetapi malang, hal ini tidak dapat dilaksanakan berhubung dengan terjadinya clash pertama tahun 1947.

Setelah peralihan kedaulatan, kiranya hasrat untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di kalangan masyarakat di Sumatera Utara tidak pernah hilang. Pada awal 1950, Dr. T. Mansoer, wali Negara Sumatera Timur (Negara Bagian dalam RIS) meminta kepada Inspektur Kesehatan Sumatera Timur untuk mulai melengkapii Rumah Sakit Kota Medan dan kalau perlu menjadikan sebuah Rumah Sakit Umum, guna mendukung rencana tersebut. Setelah itu dibentuklah panitia pembentukan Fakultas Kedokteran.
Yayasan itu didirikan pada tanggal 4 Juni 1952 di hadapan Notaris Soetan Pane Paroehoem di Medan diberi nama YAYASAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, yang berkedudukan di Medan. Yayasan tersebut diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara. Telah diambil keputusan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran dan yayasan telah mengutus Dr. Ahmad Sofian ke Kementerian PP dan K untuk membicarakan segala sesuatunya dengan Menteri pada waktu itu yaitu Prof. Bahder Djohan. Kementerian PP dan K menaruh simpati yang sangat besar akan maksud yayasan dan minat Gubernur Propinsi Sumatera Utara itu dan menjanjikan bantuan yang dapat dan mungkin diberikan oleh Pemerintah. Pemerintah menganggap maksud yayasan itu sebagai suatu eksperimen yang besar namun terlalu banyak kesulitan dan resikonya. Sungguhpun demikian Pemerintah berjanji akan menyokong usaha tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 1952 Dewan Pimpinan Yayasan USU telah mengangkat Dr. Ahmad Sofian sebagai Presiden Kurator yang diberi tugas mempersiapkan pendirian Fakultas Kedokteran. Juga telah diputuskan untuk membuka Fakultas Kedokteran tersebut pada Hari Proklamasi 17 Agustus 1952.

Pada tgl. 1 September 1952, Fakultas Kedokteran USU dipimpin oleh Dr. A. Sofian sebagai Dekan, Dr. Maas sebagai Wakil Dekan dan Dr. M. Ildrem. sebagai sekretaris. Beberapa tahun berikutnya (1956) WHO memberikan bantuan alat-alat Fisiologi dan berapa tenaga pengajar dari WHO untuk Fakultas Kedokteran USU.

Visi:
Mewujudkan Fakultas Kedokteran USU pada tahun 2010, sebagai lembaga pendidikan kedokteran terdepan di Indonesia dalam bidang pendidikan dan pelayanan ilmu serta informasi kesehatan primer dengan pendekatan keluarga terutama untuk penyakit-penyakit tropis
Misi:
  • Meningkatkan kualitas dosen dalam bidang pendidikan kesehatan keluarga dan penyakit-penyakit tropis
  • Mengembangkan kurikulum pendidikan yang berbasis pada pendekatan sistem kedokteran keluarga
  • Memusatkan pendalaman pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam bidang penyakit tropis
  • Meningkatkan kemampuan semua sumber daya sehingga mudah digunakan sebagai pusat informasi kesehatan keluarga
  • Membangun kerjasama dengan institusi lain dalam bidang penyakit tropis
Tujuan:
  • Menghasilkan lulusan dokter yang mempunyai kompetensi sesuai standar kompetensi dokter Indonesia yang menjunjung tinggi etika dan profesi kedokteran
  • Menjadikan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan berdasarkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga terutama penyakit tropis
  • Menghasilkan berbagai informasi ilmiah mengenai kesehatan khususnya kesehatan keluarga terutama penyakit tropis yang dapat diakses oleh masyarakat
Kompetensi Lulusan:
Dalam KIPDI III (Kurikulim Inti Pendidikan Dokter Indonesia) dituntut terpenuhinya kompetensi tertentu bagi lulusan. Proses pembelajaran diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia yang telah disusun oleh Konsil Kedokteran Indonesia (P3DI).
Pimpinan
Dekan: dr.Ria Masniari Lubis,MSI
Pembantu Dekan I: Drs. Abdul Jalil Amri Arma, MKes
Pembantu Dekan II: dr.Surya Dharma, MPH
Pembantu Dekan III: Drs.Syarifah, MS

foto anak kesmas